TEORI DAN PENELITIAN

Disarikan dari buku W. Lawrence Neuman, yang berjudul Social Research Methods ‘Qualitative and Quantitative Approaches’

 

Pada tulisan ini saya akan merangkum hal-hal penting dalam buku yang ditulis oleh W. Lawrence Neuman, yang berjudul Social Research Methods ‘Qualitative and Quantitative Approaches’. Adapun hal-hal yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah mengenai teori, bagian-bagian dari teori, manfaat dari teori dalam suatu penelitian dan bagaimana pentingnya teori tersebut dalam suatu penelitian. Dalam tulisan ini akan dijelaskan bagaimana teori tersebut dikelompokkan dan berdasarkan tingkatan dan ruang lingkupnya. Dalam melakukan penelitian, teori membantu peneliti dalam mendeskripsikan apa yang terjadi dan menjelaskan mengapa terjadi. Teori-teori menjelaskan kepada peneliti fakta-fakta mana yang penting dan tidak penting dalam proses penelitian. Teori berdasar pada nilai-nilai tertentu. Suatu teori harus dapat menjelaskan atau memahami barbagai fenomena yang terjadi dalam dunia sosial.

Pertanyaan yang sering muncul adalah “apa yang dimaksud dengan teori?” Pertanyaan tersebut dapat dijawab sebagai berikut : Teori adalah sebuah sistem dari hubungan interaksi ide-ide yang menyimpulkan dan merangkum serta mengorganisasikan penegartian tentang dunia sosial. Teori merupakan jalan yang tepat dalam mengetahui tentang dunia yang sebenarnya. Teori ilmu sosial tampak lebih rumit jika dibandingkan dengan teori orang awam lainnya. Dengan demikian dapat terbantu dengan adanya ‘parsimony’ yaitu suatu teori yang sederhana, yang dapat memberikan pemahaman yang mendalam terhadap bahasan yang menjadi pokok permasalahan. Parsimony secara sederhana dapat diartikan sebagai : simple lebih baik.

Pada dasarnya teori memiliki perbedaan-perbedaan dengan ideologi. Perbedaan yang mendasar adalah bahwa Teori itu dapat diuji dan dikembangkan, sedangkaan ideology lebih bersifat tertutup, ideal dan sempurna. Ideologi adalah sistem kepercayaan yang tertutup dan mengalami perubahaan yang saangat sedikit. Ideologi tertutup terhadap pertentangan-pertentangaan fakta. Peneliti tidak pernah menguji apakah suatu ideologi benar atau salah. Berbeda dengan teori yang mana, para peneliti dapat menguji suatu teori secara terus menerus dan suatu teori dapat digantikan jika ditemukan teori baru yang lebih menjawab suatu permasalahan. Walaupun demikian, terdapat persamaan antar ideologi dan teori. Yakni keduanya sama-sama ingin menjelaskan kejadian yang terjadi di dunia dan mengandung ide atau konsep dan gagasan serta menetapkan hubungan diantara konsep tersebut.

Pada dasarnya suatu teori terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut yakni : konsep, hubungan (perhubungan) dan ruang lingkup. Konsep merupakan bagian bangunan teori. Konsep adalah ide yang diungkapkan dengan kata atau symbol. Konsep ada dimana-mana dan kita sering menggunakannya setiap waktu. Konsep terdiri dari dua bagian yakni symbol dan defenisi. Kita dapat menciptaakan suatu konsep dari pengalaman pribadi, pandagna kreatif dan berdasarkan pengamataan. Selain itu suatu teori juga dapat dikelompokkan. Klasifikasi sangat penting pada banyak teori. Salah satu bentuk klasifikasi yang terkenal adalah tipe ideal. Peneliti kualitatif sering menggunakan ‘tipe ideal’ untuk melihat bagaimana penelitian fenomena yang baik dalam mencocokkannya kedalam suatu model yang ideal. Selain itu terdapat tipe klasifikasi yang lain yakni, tipologi atau taksonomi. Dimana peneliti menggabungkan dua atau lebih dimensi, konsep sederhana, yang mana seperti pertemuan konsep sederhana membentuknya menjadi konsep baru.
Teori mengandung banyak konsep, defenisi dan asumsi. Teori secar spesifik menjelaskan bagaimana suatu konsep terhubung antar satu dengan yang lain. Teori membantu para peneliti menjelaskan apakah konsep tersebut berhubungan dan bagaimana bentuk hubungan tersebut. Teori sosial mengandung konsep, sebuah hubungan antar konsep dan sebuah masalah mekanisme dalam suatu hubungan. Beberapa konsep bersifat abstrak, sebagian berada pada level abstraksi menengah dan sebagiaan lagi pada level konkrit. Ketika menciptaakan atau melanjutkan suatu teori dan menspesifikasikan hubungannya, peneliti terlebih dahulu harus memperhitungkan tipe-tipe persoalan, kasus, atau situasi dimana teori tersebut akan digunakan, hal ini yang dimaksud dengan ruang lingkup.

Dalam menjelaskan antara hubungan antar fakta dan teori terdapat dua posisi yang ekstrim yakni: posisi kaum empiris, menyatakan bahwa fakta dan teori secar total berbeda, dan posisi relativis yang menyatakan terdapat hubungan antara fakta dan teori. Semua fakta dibentuk dari teori formal dan informal. Dalam penelitian terdapat dua pilihan arah pendekatan pembentukan dan pengujian teori yakni: pendekatan deduktif dan pendekatan induktif. Dalam pendekatan deduktif, peneliti memulai dengan sebuah abstraksi, hubungan logika antara konsep, kemudian bergerak kearah bukti empiris konkrit. Sedangkan dalam pendekatan induktif, dimulai dengan observasi, menyempurnakan konsep, mengembangkan generalisasi empiris. Sehingga dengan demikian teori bena-benar dibangun dari dasar.

Dalam bukunya, Lawrence membagi teori kedalam tiga kelompok luar melalui tingkat kenyataan sosial yakni:

  1. Level teori mikro, dilakukan dengan waktu, ruang dan jumlah anggota yang sedikit,
  2. Level teori makro, mengandung isi mengenai pelaksanaaan kumpulan kumpulan yang lebih luas. Menggunakan lebih banyak konsep yang abstrak
  3. Level teori menengah, berusaha menghubungkan level mikro dan makro atau berjalan pada level perantara.

Suatu teori juga terbagi menjadi teori formal dan teori substansive. Teori sibstansive dikembangkan untuk suatu area yang spesifik mengenai kehidupan sosial, sedangkan teori formal dikembangkan untuk suatu area konseptual yang lebih luas dalam teori umum. Tujuan utama dari sebuah teori adalah untuk menjelaskan. Terdapat dua pengertian dan fungsi dari penjelasan yakni, penjelasan teoritis yakni argument yang logis yang memberitahukan mengapa sesuatu terjadi dan penjelasan biasa, yang membuat sesuatu lebih jelas dan menggambarkan dengan jalan mengilustrasikan sesuatu tersebut hingga dapat dimengerti. Dalam melakukan suatu penelitian, terdapat adanya suatu prediksi atau sebuah pernyataan bahwa sesuatu akan terjadi. Suatu penjelasan atau explanation dapat diterangkaan melalui tiga cara yakni penyebab, struktur dan penafsiran dari penjelasan tersebut. Adapun tujuan dari penafsiran ini membantu perkembangaan pengetahuan dengan berusaha menemukan arti dari peristiwa dengan menempatkannya dalam konteks sosial yang spesifik. Peneliti memberitahukan mengapa peristiwaa sosial terjadi lewat tiga cara ini.

Selain itu Lawrence mengemukakan adanya kerangka teoritis yang disebut juga paradigma atau sistem teori. Kerangka teoritis ini lebih bersifat abstrak dan dari pada teori formal dan teori substansive. Dalam memimpin suatu penelitian, kebanyakan peneliti menggunakan teori tingkat menengah dan generalisasi empiris. Kerangka teoritis, jarang digunakan secara langsung. Lawrence mengemukakan bahwa teori dan penelitian adalah pasangan yang dinamis. Teori membantu bagaimana kita melihat dan berpikir mengenai suatu topic atau permasalahan. Teori memberi kita konsep, menyediakana asumsi-asumsi dasar, menyusun pertanyaan penting dan menganjurkan cara pengambilan data yang relevan dalam suaatu penelitian. Peneliti dapat mengubah bagian teori ataupun menolaknya jika menunjukkan hasil yang negatif. Menurut Lawrence, pembedaan antara penelitian daan teori adalah mustahil dan dibuat-buat. Nilai dari teori adalah aspek utama yang perlu diperhatikan untuk melakukan suatu penelitian yang baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teori adalah suatu pandangan atau persepsi tentang apa yang terjadi. Jadi berteori adalah ‘pekerjaan menonton”; yaitu pekerjaan mendiskripsikan apa yang terjadi, menjelaskan mengapa itu terjadi dan mungkin juga meramalkan kemungkinan berulangnya kejadian itu dimasa depan.Teori membantu kita menjelaskan dan meramalkan fenomena sosial dan dengan demikian juga membantu pembuatan keputusan praktis. Ketika menjelaskan suatu fenomena, teori memerlukan pembuktian secara sistematik. Artinya, teori harus diuji dengan bukti-bukti yang sistematik. Teori yang baik adalah teori yang bisa didukung atau ditolak melalui analisa yang jelas dan penggunaan data secara sistematik.

Pembagian dan pengklasifisian teori berdasarkan ruang lingkupnya (teori mikro, teori makro) berdasarkan jangkauannya dan berdasarkan tingkat-tingkatnya serta berdasarkan struktur internalnya. Terdapat sistem klasifikasi dalam teori seperti tipologi yang bertujuan membuat skema yang tertib untuk mengklasifikasikan dan mendeskripsikan fenomena. Kriteria penilaian terhadap suatu teori yakni dengan parsimony, kemampuan menyatakan sebanyak mungkin dengan sesedikit mungkin data dan daya eksplanasi, kemampuan menjelaskan perilaku dengan sesedikit anomaly.

Menurut saya, dalam menjelaskan mengenai teori, terdapat kelebihan dan kekurangan yang dikemukakan oleh Lawence. Lawrence dalam bukunya, lebih mengupas daan menjelaskan mengenai teori, tujuan, pembagian, ruang lingkupnya dan kedudukannya dalam suatu penelitian secara mendalam dan mendetail. Akan tetapi tidak menjelaskan mengenai teori dengan sederhana dan mudah dimengerti. Sebagai contoh dalam klasifikasi teori, secara langsung dan jelas membagi teori tersebut berdasarkan tipe-tipe atau karakteristik tertentu, seperti berdasarkan ruang lingkup, jangkauan dan struktur internalnya. Akan tetapi pada dasarnya, bedasarkan pemahaman yang mendalam tehadap buku tersebut dapat dikemukakan bahwa, teori membantu peneliti dalam penelitian. Teori membantu menjelaskan fenomena dalam dunia sosial. Suatu teori dapat ditolak dan digantikan dengan analisa yang jelas dan penggunaan data yang sistematik serta berdasarkan fakta sosial yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

 

Continue Reading