MARI KITA JUJUR

Sebagian orang di dunia pasti sepakat bahwa jujur merupakan kata yang gampang untuk diucapkan tapi sulit untuk diimplementasikan. Seraya kita melihat dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita, pasti kita melihat banyaknya orang yang tidak jujur dalam hal apapun, baik dalam persahabatan, bisnis, pemerintahan dan yang lainnya. Berita-berita yang dipublikasikan di media yang mengandung unsur tindak pidana, penipuan, penggelapan, pemerkosaan, pemerasan, penghinaan, pembunuhan, dan tindak pidana yang lainnya pasti sebagian besar mengandung unsure ketidakjujuran, baik contoh-contoh yang sangat sederhana sampai pada contoh yang sangat pelik yang kadang kita sulit untuk mengartikannya. Pertanyaannya adalah ada apa dengan semua ini? Dimana letak kesalahannya sehingga hal yang demikian dapat terjadi?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas kiranya perlu untuk menguraikan penyebab terjadinya ketidakjujuran yang sedang melanda Negeri kita tercinta ini, adapun melalui catatan pengetahuan penulis tentang macam-macam sebab terjadinya keridakjujuran dapat diurai sebagai berikut:

1. Rendahnya Nilai Moral dan Spiritual

Nilai moral ini yang menjadi tonggak awal terjadinya ketidakjujuran, moral yang lemah dan lemahnya pengimplementasian nilai-nilai agama sangat mempengaruhi perilaku tidak jujur. Moral ini dapat diterapkan pada kebiasaan pada waktu kecil, sehinggga berdampak pada sikap dan perbuatan pada masa dewasa. Pembenahan nilai-nilai moral dan spiritual ini yang dapat dijadikan alternative bagi terciptanya kejujuran di lingkungan kita sehari-hari, dapat dilakukan melalui pemberian-pemberian pemahaman dan koreksi tentang apa yang telah diperbuat tentu akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Idealnya dapat dimulai sejak dari dini dibiasakan memiliki moral yang baik dan memperkuat nilai-nilai keagamaan sesuai dengan agama dan kepercayaannnya masing-masing, karena tidak ada satu agamapun yang mengajarkan dan memerintahkan untuk bersikap ridak jujur.

2. Kebiasaan dan Lingkungan

Kebiasaan juga dapat mempengaruhi seseorang untuk bersikap tidak jujur. Baik kebiasaan dari lingkungan keluarga, lingkungan tempat berkumpul dan lingkungan tempat dimana kita tinggal. Kebiasaan-kebiasaan itulah yang menyebabkan menjadi terbiasanya bersikap yang kurang baik. Karena telah menjadi kebiasaan maka seolah-seolah perbuatan yang seharusnya tidak benar menjadi benar menurut yang bersangkutan. Kewajiban kita untuk memberikan nasihat dan pelajaran tentang kejujuran sejak dini betul, bisa dari orang tua, teman, sejak sedini mungkin, agar kebiasaan yang tidak baik menjadi kebiasaan dan dikerjaan setiap saat.

3. Motif Perekonomian

Sebagian besar juga manusia bersikap tidak jujur dikarenakan motif perekonomian. Ekonomi yang sulit dan pas-pasan sehingga menjerumuskan untuk bersifat tidak jujur. Ini telah banyak dilakukan oleh orang-orang dilingkungan kita. Masyarakat yang umumnya berprekonomian rendah, mereka menggunakan berbagai macam cara meskipun harus menipu untuk mencukupi beban hidupnya. Mereka tidak sabar dengan kondisi yang ada, tanpa berpikir panjang sehingga jalan pintas harus menjadi pilihannya. Perekomomian yang sulit seharusnya tidak menjadikan kita untuk bersikap tidak jujur. Dengan kita tidak jujur justru merugikan orang lain. Untuk itu dalam kondisi apapun seyogyanya kita tetap berprinsip pada kejujuran.

4. Adanya sikap Iri

Sikap iri terhadap orang lain adalah pencerminan bahwa kita orang yang malas dan tidak mau beusaha. Apabila terdapat seseorang yang iri apalagi dengki terhadap orang lain, maka sikap yang demikian adalah sikap yang harus segera dirubah, karena akan menghancurkan seseorang yang iri tersebut. Karena iri dengan jabatan, pangkat, kekayaan seseorang, maka kita enggan untuk berperilaku jujur terhadapnya. Tidak boleh demikian hidup yang sebenarnya, justru harus dijadikan motivasi untuk merubah diri dan berbenah menghilangkan rasa iri dan merubah menjadi penyemangat agar beban tidak semakin membebani kita. Untuk menyiasati sikap iri ini kita harus berusaha mencerminkan sikap pribadi yang optimis dengan keadaaan, sehingga kita tidak terjerumus kedalam sikap iri yang merugikan kita sendiri. Karena sebagaimana kata yang sering diucapkan orang “iri tanda tak mampu”.

5. Serakah

Keserakahan adalah mesin penghancur bangsa. Keserakahan tidak hanya merugikan orang lain, akan tetapi juga merugikan pihak yang berbuat serakah. Ketika kita serakah, maka sudah tentu akan menghilangkan hak orang lain, juga akan mengurangi tingkat kepercayaan terhadap orang yang berbuat serakah. Serakah juga bagian dari ketidakjujuran. Keinginan untuk lebih dan lebih itu bagian dari orang yang serakah. Tidak mau bersyukur atas nikmat yang sudah ada juga bagian dari serakah, untuk itu dapat dikategorikan ketitidakjujuran, tidak jujur pada diri sendiri dan juga kepada orang lain. Karena serakah makanya berbuat tidak jujur. Sekap serakah bisa diatasi dengan sikap apa adanya, dan tentunya harus dibarengi dengan sikap bersyukur atas apapun yang telah menjadi rizki kita. Orang yang senantiasa bersyukur atas apapun keberadaan dia sekarang tentunya akan mengurangi sikap untuk tidak jujur pada dirinya sendiri apalagi kepada orang lain.

6. Hilangnya nilai-nilai kemanusiaan

Tidak jujur berarti akan merugikan orang lain. Dengan kita bersikap tidak jujur maka kita sudah menghilangkan rasa kebaikan kepada orang lain, dalam artian nilai-nilai kemanusiaan kita sudah tidak ada lagi. Apabila nilai-nilai kemanusiaan kita tidak kita tanamkan dan kita laksanakan dalam lingkungan kita, maka orang lain akan menilai kita tidak baik. Apabila sudah terjadi yang demikian, maka kepercayaan orang lain kepada kita semakin hari semakin kecil. Nilai-nilai kemanusiaan ini menjadi sangat penting dalam kita menjalani hidup didunia ini. Sikap saling mengasihi dan menyayangi antar sesama merupakan cerminan dari nilai kemanusiaan yang harus kita junjung tinggi dan kita laksanakan dalam pergaulan hidup sehari-hari.

Kiranya demikian uraian tentang perlunya sikap jujur dalam kehidupan kira sehari-hari, agar tercipta kerukunan antar masyakat, tidak ada yang dirugikan, sehingga konsep masyarakat adil dan makmur dapat tercapai.

Continue Reading