MAKNA KURBAN BAGI PEJABAT PUBLIK
Oleh :
Saiful Anam
Kiranya perjalanan kita Bangsa Indonesia dalam bernegara perlu melihat dan meresapi kembali arti makna dan fungsi dari Hari Raya Idul Adha yang diselenggarakan pada hari ini oleh umat Islam yang ada di dunia. Makna sederhana dari Idul Adha ini adalah kita sebagai pribadi-pribadi harus mampu memberikan yang terbaik antar sesama, tidak terkecuali terhadap perbedaan-perbedaan yang ada di negeri tercinta ini. Idul Kurban harus menjadi motivasi bagi bangsa ini untuk terus menanggulangi semakin merosotnya moral dan integritas para aparatur pejabat pemerintahan yang sedang melanda di negeri yang kita kita cintai ini. Sehingga pada akhirnya kemerosotan itu dapat kita tanggulangi dengan selalu bersifat arif dan bijak dalam melakukan aktivitas kenegaraan yang menjungjung tinggi moral dan integritas bangsa.
Sebagai bangsa yang terus berkembang, tentunya menjadi kewajiban untuk selalu introspeksi diri dalam setiap aktivitas yang dilakukan sehari-hari, tidak terkecuali pejabat publik yang sedang berusaha melakukan kerja-kerja terbaik guna keberlangsungan kemakmuran masyarakat yang dipimpinnya. Persoalan Korupsi Kolusi dan Nepotisme masih menjadi persoalan serius bangsa ini dalam upaya melakukan reformasi birokrasi. Meskipun titik beratnya tetap berada jalur yang sama, yakni moralitas bangsa yang tertanam pada diri pribadi aparatur pemerintah yang tidak berubah dan masih mempertahankan nilai-nilai lama yang dapat merugikan bangsa dan Negara dalam menjalankan aktivitas pemerintahannya.
Idul adha mengajarkan kita untuk ikhlas dan rela berkorban untuk keberlangsungan hidup orang lain yang memang membutuhkan uluran dan bantuan kita untuk melanjutkan hidup dan kehidupannya guna mencapai yang lebih baik dari waktu kewaktu. Hal ini tentu harus menjadi tolok ukur Pejabat Publik dalam melakukan kerja-kerja ekstranya yakni untuk kepentingan masyarakat luas, sehingga aparatur pemerintah ini mampu mengimplemantasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Idul Adha ini dalam melakukan aktivitasnya untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat luas. Sehingga masyarakat dapat terbantu bebannya dalam menjalankan aktivitas yang semakin hari semakin rumit.
Masyarakat ini tentunya hanya ingin melihat dan merasakan sebagai bangsa yang berdaulat agar supaya benar-benar berusaha untuk bekerja dan mengutamakan kepentingan masyarakat luas, sehingga kerja-kerja aparatur pemerintah benar-benar berfungsi untuk mengabdikan dirinya untuk masyarakat luas, bukan untuk kepentingan diri pribadi dan golongannya. Masyarakat sangat mendambakan pemimpin dan pejabat publik yang merakyat, yang benar-benar menjalankan misinya untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat, bukan hanya janji-janji dan konsep belaka seperti yang sering kita dengar bersama.
Sebagai bentuk kesungguhan kita dalam upaya memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, maka itulah sesungguhnya makna dan fungsi yang terkandung dalam Idul Adha. Makna dan fungsi itulah yang harus tertanam dalam maindset berfikir pejabat publik kita, sehingga korupsi Kolusi dan Nepotisme dari waktu-kewaktu dapat diminimalisir, dan tiba saatnya pelayanan kepada masyarakat menjadi sasaran utama dalam menjalankan aktivitas pemerintahan. Apabila itu yang menjadi tujuan dari pejabat publik, maka dengan keyakinan penuh bangsa ini akan merubah menjadi bangsa seperti yang dicita-citakan oleh rakyat Indonesia.
Keinginan untuk selalu bekerja untuk kepentingan masyarakat luas adalah menjadi tujuan utama dari Pemerintah, sehingga makna dan tujuan Kurban menjadi sangat cocok untuk diimplemantasikan dalam tataran kenegaraan, sehingga masyarakat akan merasakan dampak dari adanya kerja-kerja Pemerintah dalam menjalankan aktivitasnya. Bukan hanya bersifat seremonial dan hanya untuk kepentingan pribadi dan golongan, akan tetapi lebih kepada persoalan yang secara utuh yang dihadapi oleh bangsa ini secara komprehensif. Dengan demikian jalan keluar menuju kemakmuran bangsa ini akan segera tercapai.
Sikap dan mental pejabat publik yang hanya berfikir kepentingan diri sendiri dan golongannya harus segera dirubah, meskipun tidak mudah akan tetapi harus segera dilakukan, dikarenakan sikap dan sifat yang demikian sangat merugikan masyarakat luas, dan merupakan kesenangan yang hanya didapat oleh segelintir orang, akan tetapi tidak mampu memberikan manfaat yang lebih besar kepada kepentingan bangsa dan Negara. untuk itu pola-pola Korupsi, Kolusi dan Nepotisme harus segera ditinggalkan, karena pola itulah yang dapat memberikan efek yang sangat buruk bagi keberlangsungan bangsa ini.
Dalam upaya meretas perbuatan, sikap dan mental yang tidak baik itulah, maka salah satu alternatif adalah meresapi dan melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam Idul Adha, yakni sikap rela dan ikhlas berkorban untuk orang lain yang membutuhkan uluran bantuan dari yang berkecukupan untuk memberi, sehingga yang membutuhkan merasa terbantukan dengan adanya bantuan dari orang-orang yang arif dan bijak dalam memberikan bantuan. Dengan demikian implementasi inilah yang harus kita laksanakan dalam kehidupan bangsa dan Negara, sehingga apatur pemerintah dapat membedakan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan masyarakat luas.
Semoga Idul Adha yang diselenggarakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan sikap dan mental masyarakat Indonesia pada umumnya dan Pejabat Publik khususnya dalam menjalankan aktivitasnya guna memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Sehingga Korupsi kolusi dan nepotisme dapat dikurangi dari kehari dengan adanya sifat dan sikap yang ikhlas dalam melakukan kegiatan Pemerintahan.